Ktownyen, Jakarta – Baru-baru ini tim peneliti dari Emory University Amerika Serikat (AS) mengumumkan penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga dapat menjaga fungsi sel saraf yang rusak dan memperlambat perkembangan penyakit retina. Studi ini dipublikasikan di The Journal of Neuroscience.
Tim peneliti Universitas Emory melakukan percobaan untuk mengkonfirmasi hubungan antara olahraga dan penglihatan dengan melakukan percobaan pada tikus yang harus berlari di atas treadmill. .
Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang berolahraga mengalami kehilangan fotoreseptor secara signifikan lebih sedikit dibandingkan tikus yang tidak berolahraga secara bersamaan di treadmill stasioner.
Neuron retina tikus yang dilatih juga merespons cahaya dengan lebih baik dan tingkat faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF), faktor neurotropik yang merangsang produksi sel saraf, juga lebih tinggi.
Ketika tim peneliti memblokir reseptor BDNF pada tikus yang berolahraga, fungsi retina mereka menurun ke tingkat yang serupa dengan tikus yang tidak berolahraga. BDNF diketahui meningkat dengan olahraga karena mendorong pembentukan sel saraf dan memperkuat koneksi saraf.
“Melalui percobaan ini, kami menemukan bahwa olahraga berdampak langsung pada kesehatan retina, mata, dan penglihatan,” kata peneliti tersebut, Rabu, 8 Maret 2024, dikutip dari situs Chosun.
Mereka juga menambahkan, “Di masa depan, terapi untuk orang dewasa yang buta dapat dikembangkan.”
Osteoporosis adalah penyakit di mana tulang menjadi lemah dan rapuh. Kata osteoporosis berarti “tulang keropos”. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling umum dan sering terjadi pada orang lanjut usia, wanita, dan bule.
Tulang yang sehat berbentuk seperti sarang lebah, artinya penuh dengan lubang-lubang kecil. Pada penderita osteoporosis, lubang dan tempat tumbuhnya tulang sangatlah besar. Hilangnya kepadatan dan massa tulang menyebabkan melemahnya tulang.
Osteoporosis dapat bersifat primer dan sekunder. Osteoporosis primer adalah bentuk osteoporosis yang paling umum dan terjadi seiring bertambahnya usia. Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit lain.
Tulang yang sehat berbentuk seperti sarang lebah, artinya penuh dengan lubang-lubang kecil. Pada penderita osteoporosis, lubang dan tempat tumbuhnya tulang sangatlah besar. Hilangnya kepadatan dan massa tulang menyebabkan melemahnya tulang.
Osteoporosis dapat bersifat primer dan sekunder. Osteoporosis primer adalah bentuk osteoporosis yang paling umum dan terjadi seiring bertambahnya usia. Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit lain.
Dalam beberapa kasus, osteoporosis dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup yang tepat, seperti:
Perhatikan pola makan yang sehat. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan vitamin dapat membantu menjaga tulang tetap kuat dan sehat. Pola makan yang kaya protein, kalsium, dan vitamin D, C, dan K dapat menurunkan risiko osteoporosis.
Makanan tinggi kalsium termasuk produk susu, termasuk susu murni, yogurt, dan keju. Bagi orang yang tidak mengonsumsi produk susu, sumber kalsium yang baik adalah kangkung, buah ara kering, brokoli, serta jus dan roti yang diperkaya kalsium.
Sumber vitamin D terbaik adalah sinar matahari, namun juga ditemukan pada makanan seperti ikan berlemak, seperti sarden, herring, dan salmon. Daging merah, hati, dan kuning telur merupakan sumber vitamin D.
Bagi orang yang tidak makan daging, susu kedelai yang diperkaya vitamin, jamur, dan makanan yang diperkaya vitamin adalah pilihan yang baik. “Jika pola makan Anda tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama vitamin D dan kalsium, Anda disarankan untuk mengonsumsi suplemen.”
Pria dewasa membutuhkan sekitar 1.000 miligram (mg) kalsium dan antara 400 hingga 1.000 unit internasional (IU) vitamin D setiap hari. Wanita yang lebih tua juga membutuhkan jumlah vitamin D yang sama, namun asupan kalsium harus antara 1.000 mg dan 1.200 mg per hari. .